1 |
(Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa") lafal Allah adalah Khabar dari lafal Huwa, sedangkan lafal Ahadun adalah Badal dari lafal Allah, atau Khabar kedua dari lafal Huwa. |
/content/ayah/audio/hudhaify/112001.mp3
|
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ |
2 |
(Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu) lafal ayat ini terdiri dari Mubtada dan Khabar; artinya Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-lamanya. |
/content/ayah/audio/hudhaify/112002.mp3
|
اللَّهُ الصَّمَدُ |
3 |
(Dia tiada beranak) karena tiada yang menyamai-Nya (dan tiada pula diperanakkan) karena mustahil hal ini terjadi bagi-Nya. |
/content/ayah/audio/hudhaify/112003.mp3
|
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ |
4 |
(Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia) atau yang sebanding dengan-Nya, lafal Lahu berta'alluq kepada lafal Kufuwan. Lafal Lahu ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafian; kemudian lafal Ahadun diakhirkan letaknya padahal ia sebagai isim dari lafal Yakun, sedangkan Khabar yang seharusnya berada di akhir mendahuluinya; demikian itu karena demi menjaga Fashilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat. |
/content/ayah/audio/hudhaify/112004.mp3
|
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ |